Minggu, 20 Januari 2013


Jilbab

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Seorang wanita diZanzibar memakai jilbab.
Jilbāb (Arabجلباب ) adalah busana muslim terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanitamuslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Sementara kerudung sendiri di dalam Al Qur'an disebut dengan istilah khumur, sebagaimana terdapat pada surat An Nuur ayat 31:

[sunting]

Secara etimologis jilbab berasal dari bahasa arab jalaba yang berarti menghimpun atau membawa. Istilah jilbab digunakan pada negeri-negeri berpenduduk muslim lain sebagai jenis pakaian dengan penamaan berbeda-beda. Di Iran disebut chador, di India dan Pakistan disebut pardeh, di Libya milayat, di Irak abaya, di Turki charshaf, dan tudung di Malaysia, sementara di negara Arab-Afrika disebut hijab.
Di Indonesia, penggunaan kata "jilbab" digunakan secara luas sebagai busana kerudung yang menutupi sebagaian kepala perempuan (rambut dan leher) yang dirangkai dengan baju yang menutupi tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Kata ini masuk dalam lema Kamus Besar Bahasa Indonesia pada tahun 1990 bersamaan dengan mulai populernya penggunaan jilbab di kalangan muslimah perkotaan. Dalam kosakata bahasa Indonesia menurut KBBI daring, jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada. Secara umum mereka yang menutupi bagian itu disebut orang yang berjilbab.

[sunting]

Sejarah dan kontroversi pemakaian jilbab

[sunting]Dunia

  • Di Turki pada bulan Desember 1934 Presiden Turki Mustafa Kemal Atatürk mengeluarkan pelarangan penggunaan kain asli pribumi (sebelumnya Turki diperintah oleh Kerajaan Ottoman) di negaranya. [3]
  • Di Iran pada tahun 1936 Shah Reza Pahlevi mengeluarkan perintah yang melarang penggunaan segala bentuk pakaian bernuansa Islami oleh perempuan di Iran.[4]

[sunting]Indonesia

Pada tahun 1983 perdebatan tentang penggunaan "jilbab" disekolah antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Noegroho Notosoesanto yang kemudian direspon oleh MUI, masih menggunakan kata kerudung[5] [6][1] Noegroho menyatakan bahwa pelajar yang karena suatu alasan merasa harus memakai kerudung, pemerintah akan membantunya pindah ke sekolah yang seragamnya memakai kerudung.[6] Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga mengadakan pertemuan khusus dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan menegaskan bahwa seragam harus sama bagi semua orang berkaiatan dengan peraturannya, karena bila tidak sama berarti bukan seragam.[6]
Di Indonesia pada Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka cetakan ke-7 tahun 1984 belum ada lema kata jilbab, lema yang digunakan adalah kata yang belum populer di Indonesia (saat itu) yaitu "hijab" yang merujuk pada kain penutup aurat bagi perempuan muslim .[1]

[sunting]Fatwa berjilbab bagi para penganutnya


Sebuah tempat yang disebut dengan Medina quarter di EssaouiraMoroko, menunjukkan para wanita yang sedang menggunakan jilbab tradisional.
Menurut Muhammad Nashiruddin Al-Albany kriteria jilbab yang benar harus menutup seluruh badan, kecuali wajah dan dua telapak , jilbab bukan merupakan perhiasan, tidak tipis, tidak ketat sehingga menampakkan bentuk tubuh, tidak disemprot parfum, tidak menyerupai pakaian kaum pria atau pakaian wanita-wanita kafir dan bukan merupakan pakaian untuk mencari popularitas. [7]
Pendapat yang sama sebagaimana dituturkan Ikrimah, jilbab itu menutup bagian leher dan mengulur ke bawah menutupi tubuhnya,[8] sementara bagian di atasnya ditutup dengan khimâr (kerudung)[9] yang juga diwajibkan, sesuai dengan salah satu ayat surah An-Nur 24:31, yang berbunyi:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita... (QS an-Nur [24]: 31)
Pendapat ini dianut juga oleh Qardhawi sebagaimana dicantumkan pada kumpulan fatwa kontemporernya [10]


Jilbab



Seorang wanita diZanzibar memakai jilbab.
Jilbāb (Arabجلباب ) adalah busana muslim terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanitamuslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Sementara kerudung sendiri di dalam Al Qur'an disebut dengan istilah khumur, sebagaimana terdapat pada surat An Nuur ayat 31:
Secara etimologis jilbab berasal dari bahasa arab jalaba yang berarti menghimpun atau membawa. Istilah jilbab digunakan pada negeri-negeri berpenduduk muslim lain sebagai jenis pakaian dengan penamaan berbeda-beda. Di Iran disebut chador, di India dan Pakistan disebut pardeh, di Libya milayat, di Irak abaya, di Turki charshaf, dan tudung di Malaysia, sementara di negara Arab-Afrika disebut hijab.
Di Indonesia, penggunaan kata "jilbab" digunakan secara luas sebagai busana kerudung yang menutupi sebagaian kepala perempuan (rambut dan leher) yang dirangkai dengan baju yang menutupi tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Kata ini masuk dalam lema Kamus Besar Bahasa Indonesia pada tahun 1990 bersamaan dengan mulai populernya penggunaan jilbab di kalangan muslimah perkotaan. Dalam kosakata bahasa Indonesia menurut KBBI daring, jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada. Secara umum mereka yang menutupi bagian itu disebut orang yang berjilbab.

Minggu, 13 Januari 2013


Cara mempercantik diri dengan kreasi jilbab sesuai bentuk wajah


Bentuk wajah ada bermacam-macam. Lalu bagaimana cara membuat jilbab kita menjadi lebih oke ketika digunakan? Karena banyak kita yang terkadang asal menggunakan jilbab tanpa melihat bentuk wajah.
Hasilnya, wajah kita terlihat aneh.
Mau kayak gitu???
Ni, da beberapa cara membuat wajah kita pas dengan jilbab kita.


Pertama, wajah bulat.
Wajah Bulat
Bulat Kalo kamu memiliki bentuk wajah bulat, kadang kita merasa sulit untuk mencari model jilbab yang tepat karena jika salah, wajah kita justru akan semakin terlihat bulat. Namun sebenarnya cukup mudah kok, kamu bisa coba untuk menggunakan model hijab standar dan tetap menggunakan undercaps. Lalu pada bagian pipi kamu agak dimajukan sedikit untuk menghilangkan efek chubby. Dan sebisa mungkin hindari ya pemakaian jilbab dengan banyak drapery di kanan kiri bagian telinga.
Kedua, wajah panjang.
Wajah Panjang
Nah, bagi yang memiliki bentuk wajah panjang / lonjong, akan terlihat cantik jika kamu menggunakan Turkish hijab style. Karena biasanya jilbab model ini menggunakan undercaps hingga dahi, sehingga mengurangi efek panjang wajah kamu.

Tips Merawat Rambut Bagi yang Menggunakan Jilbab/Kerudung

1. Rambut harus dalam keadaan kering

Setelah keramas, sebaiknya kita tidak langsung menggunakan jilbab/kerudung. Ketika kondisi kepala dan rambut anda masih basah ini dapat menimbulkan bau yang tidak sedap ketika kita langsung mengikat rambut kita dan menutupnya dengan jilbab/kerudung. Tidak hanya bau yang tidak sedap saja, ketombe dan gatal-gatal pada kulit kepala juga bisa timbul akibat ditutupnya kepala kita dengan jilbab/kerudung dalam kondisi yang tidak kering/lembab. Kerontokan pada rambut pun juga dapat terjadi akibat terlalu banyaknya gesekan saat rambut masih basah/lembab. Lebih baik keramas pada sore/ malam harinya, bila keesokan pagi anda harus terburu-buru keluar rumah. Gunakanlah hair dryer untuk mengeringkan rambut jika dalam kondisi terburu-buru (jangan terlalu sering karena akan membuat rambut kering).


2. Jangan mengikat rambut terlalu kencang
Bagi anda yang memiliki rambut panjang, sebaiknya diikat terlebih dahulu ketika hendak mengenakan jilbab/kerudung, tetapi ada baiknya anda tidak mengikat rambut terlalu kencang, selain dapat membuat kepala sakit, rambut jadi mudah patah dan rontok.

Tips dan Cara Merawat Rambut Agar Tetap Sehat Saat Menggunakan Jilbab

Tips dan Cara Merawat Rambut Agar Tetap Sehat Saat Menggunakan Jilbab Berhijab terkadang membuat wanita malas merawat rambut. Padahal sebenarnya rambut yang terus tertutup oleh hijab justru membutuhkan perawatan khusus. Ditambah lagi iklim Indonesia yang cenderung panas setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan rambut yang tertutup hijab mudah kering, patah, rontok, gatal, dan kusam. Tak jarang rambut juga menjadi berminyak dan bau.
Rambut sehat berjilbab
"Wanita yang memakai hijab sebaiknya tak meremehkan perawatan rambut mereka hanya karena rambut mereka tak terlihat. Rambut yang bersih dan sehat bisa membuat wanita lebih percaya diri," kata Suzanne Santos, juru bicara Aesop, perusahaan perawatan rambut.